Monday, February 08, 2010

Malaikat Kecil ku Sakit

Hari ini tepat tanggal 8 Februari, hari ini juga malaikat kecil ku genap berusia setengah tahun (6 bulan). Banyak keceriaan yang kami dapatkan semenjak dia hadir di tengah tengah kami setengah tahun yang lalu. Namun, tak sedikit pula kerepotan kerepotan yang kami alami selama itu, maklum dia adalah anak pertama kami, sehingga kami masih agak bingung dalam hal mengurus sang buah hati.

Sebagai seorang anak perempuan Ia terlahir dengan berat badan yang lumayan besar. Ia lahir dengan berat badan 3,9kg, cukup besar bagi seorang bayi perempuan. Dengan perjuangan yang besar Alhamdulillah Bundanya bisa melahirkan Ia dengan normal.
 
Tanpa kami sadari Ia tumbuh dengan cepat, mulai dari hanya bisa menangis, hingga kini Ia sudah bisa di ajak berinteraksi. Walaupun mungkin Ia belum bisa mengerti secara penuh apa yang kami ucapkan. Ia sudah tertawa, ngoceh, bahkan sudah menjambak rambut Ayah dan Bundanya saat kami bercanda.
Namun, sudah beberapa hari ini kondisinya tidak seceria hari biasanya. Sudah beberapa hari ini Ia sepertinya sedang kurang sehat, sejak minggu lalu Ia batuk dan sedikit pilek, hingga Ia agak sulit untuk bernafas, namun tidak demam dan tidak rewel. Minggu lalu sudah di bawa Bundanya ke puskesmas, namun belum ada perubahan.

Hari sabtu kemarin akhirnya kami membawa Ia ke sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak di kawasan Ciputat. Saat mendaftar kami sempat terkejut, karena kami mendapat nomor antrian 85. Wow... ternyata sedang banyak anak anak yang sakit hari itu. Setelah menunggu dari jam 11.15 akhirnya jam 14.30 kami bisa bertemu dengan Dokter Spesialis Anak di RS tersebut, setelah berkonsultasi dengan Dokter kami merasa lega karena malaikat kecil kami tidak apa apa, hanya terkena flu. Setelah mendapat resep dan menebusnya kami pun pulang.

Namun hari minggu kemarin badan Ia tiba tiba agak panas, aku dan Bundanya sempat khawatir akan keadaannya. Neneknya menyarankan di kompres agar demamnya berkurang, dia juga bilang mungkin demam itu akibat reaksi dari obat, karena ingus yang awalnya belum keluar, menjadi keluar setelah minum obatnya. Alhamdulillah tadi pagi saat ingin aku tinggal berangkat kerja panasnya sudah agak berkurang.

Cepet sembuh ya Nak, biar Ayah dan Bunda gak panik dan gak di omelin sama Akung dan Uti kamu.
                                 

Wednesday, February 03, 2010

Fenomena BB

Setelah iseng membuat tulisan tentang fenomena BB kemarin, dan berlanjut iseng mencari cari dan bertanya tanya sama om gugel, saya menemukan sebuah blog yang berisi tentang fenomena penggunaan BB. Berikut saya copy paste dari si pemilik blog (tentunya dengan ijin dulu ke yang punya blog)

Blackberry dan fenomena sosial
Hmmm… sebenernya Guwe pengen nulis thread tentang ini sejak lama. Tapi kemarin pas banget ada trigger yang bikin Guwe gatel untuk nulis karena ternyata ini memang efeknya meluas lho.
Sesaat sambil menunggu datangnya makanan di Kafe Betawi Pasific Place, Guwe menemukan satu fenomena yang menarik. Take a look below guys…

What do you think about this Guys?
What do you think about this Guys?

Guys, please don't say it sexy.... focus on what she did, guys!! hiks..
Guys, please dont say it sexy
Guys, Please!! FOCUS!! PAY ATTENTION!! we’re talking about BB, bukan pahaaaaa…. hiks..hiks..
Ok, continued. Apa yang Guwe liat mungkin sudah biasa terjadi sekarang ini, tapi… terasa atau tidak, individualisme telah mengalahkan fungsi manusia secara sosial. As you may see above, pertanyaannya, kenapa pada akhirnya mereka yg berencana untuk lunch bareng berlima, duduk di satu meja yang sama, tetapi tidak saling ngobrol dan berinteraksi malahan asyik sendiri bermain dengan Blackberrynya?
Ini yg Guwe bilang sebagai degradasi sosial, dimana peran gadget tersebut justru mulai menurunkan nilai – nilai kesopanan dan nilai sosial yang ada. Buat mereka (mungkin), itu sudah menjadi hal yang biasa, justru ini menggelitik buat Guwe dan sempat berfikir, “kenapa gak makan sendiri – sendiri aja di kantor, atau gak usah kerja di kantor sekalian, mending di rumah aja, toh tetep bersosialisasi kan?dengan dunia maya”. Buat Guwe pribadi, ketemu orang atau ngumpul bareng teman – teman adalah ngobrol dengan yang KITA TEMUI, berinteraksi dengan mereka, eye contact, dll. Bukan sibuk masing – masing dengan gadgetnya. it’s totally ridiculous.
Blackberry sendiri memang sudah tidak menjadi barah mewah lagi, sudah mulai banyak penggunanya apalagi setelah seri 8300 dan teman – temannya masuk ke Indonesia. Pertanyaannya, sampai seberapa jauh mereka mengerti fungsi gadget tersebut, dan seberapa butuhkah mereka akan blackberry itu. Ada kelakar dari teman Guwe yang mengatakan, ternyata BB itu umumnya di indonesia membuat kita seperti orang autis, yang seperti mempunyai dunia sendiri tanpa merasakan kehadiran orang – orang di sekitarnya. Kalo mau di pikir secara logika, benar juga kata – kata tersebut kalo kita mau liat contoh snapshot di atas. They even never realized where they are. With whom they are meeting with. Semuanya asyik dengan gadgetnya masing – masing. bayangkan, itu baru dengan teman – teman yang kebetulan juga pengguna blackberry. Kebayang gak sering Guwe temuin temen Guwe yg lagi ngobrol bareng keluarganya, ditanya apa, jawabnya apa, karena konsentrasinya kepecah soalnya dia lagi asyik BB-an sama ceweknya. DAMN! malah pernah Guwe omelin dia dan gue cuman bilang, “Eh, monyong, gak bisa apa tuh BB lu taruh di kamar dulu. Gak sopan banget sih di lagi diajak ngobrol ma nyokap lo!”
Ada lagi kelakuan Boss Guwe yang kalo rapat dia sambil ngotak – ngatik BBnya, yang pada akhirnya dia jadi suka gak fokus dengan agenda rapat yang akhirnya penyampaian agenda itu harus di ulang 2 – 3 kali karena konsentrasinya kepecah. Atau sering kali kita sebagai orang yang mendampingi dia rapat dengan kolega bisnis jadi ngerasa gak enak karena takutnya Boss kita dinilai gak sopan. Wew!! mungkin kalo sesepuh – sesepuh kita melihat fenomena ini, itu gadget bisa dibanting kali yah. Karena nilai konservatif yang mereka jaga untuk hal ini, ternyata membuat nilai sosial itu tetap terjaga
I’m not blaming about the gadget itself, i also use blackberry as my business gadget, BUT, at least i tried to using BB for business, my Push email. i also do chat, but i tried to do while I’m alone or in my break time.
Pertanyaan tentang “Apakah kita sudah diperbudak oleh tekhnologi” Sebenarnya sudah mulai pada saat Handphone merajalela. Tetapi fasilitas tersebut harus ditunjang dengan pulsa yang cukup karena setiap kita chat akan memakan pulsa, oleh karena itu, hal tersebut tidak begitu mengkhawatirkan. Tetapi tetap, tendensi ke arah disosiatif mulai bermunculan. Contoh, kita sudah sebegitu tergantungnya dengan Handphone, sehingga kalo HP ketinggalan kayaknya kiamat. Sekarang, era itu sudah mengarah kepada BB, dimana sangat banyak sekali fasilitas chatting yang limitless, sehingga membuat orang semakin gila untuk ngobrol di dunia maya tersebut.
Phweeeew… I’m not judging you as a blackberry user. I’m not blaming about the gadget itself, i also use blackberry as my business gadget, BUT, at least i tried to using BB for business, my Push email. i also do chat, but i tried to do while I’m alone or in my break time. Guwe balikkan lagi kepada kalian pengguna BB yang membaca tulisan ini. Tidak usah di jawab, tapi jawablah dengan hati kita sendiri. Apa kita semakin disosiatif mengingat kita adalah makhluk sosial? hmmm…

Sudah sebegitu parahkah fenomena penggunaan gadget tersebut?

Bodoh Atau Buta Warna?

Pagi ini berangkat kerja sempat ada kejadian yang bikin saya geleng geleng kepala. Sebenarnya sih kejadian seperti itu dah sering saya lihat di jalan raya, tapi pagi ini ada yang beda. Kejadian berawal ketika saya sedang berada di perempatan dekat Giant Karang Tengah Lebak Bulus. Lampu pengatur lalu lintas saat itu sedang berwarna merah, otomatis saya berhenti di belakang garis putih dengan asumsi bahwa jika ada pejalan kaki yang akan menyeberang tidak terhalang oleh kendaraan saya.

Di saat sedang asyik menunggu lampu berganti hijau tiba tiba banyak suara klakson yang berbunyi dari arah belakang saya. Belaga budeg saya pun tak bergerak sedikitpun, toh di samping saya juga ada sebuah mobil yang sedang berhenti juga di belakang garis putih. Tapi apa yang terjadi di luar perkiraan saya, banyak pengendara motor yang nekat meyerobot lampu lalu lintas yang sedang menyala merah. Entah karena mereka tidak sabar atau memang mereka orang orang yang bodoh atau buta warna? Padahal resiko yang akan mereka tanggung tidak kecil, bayangkan jika mereka yang meyerobot lampu merah itu tertabrak kendaraan dari arah berlawanan, bisa kita bayangkan apa kerugiannya? Yah, minimal di bawa ke dukun urut patah tulang atau rumah sakit. Belum lagi karena kecelakaan tersebut mereka pastinya tidak bisa bekerja untuk sementara waktu. Otomatis juga penghasilan mereka akan berkurang, ya kan?

Dan kejadian yang membuat saya geleng geleng kepala dan mengumpat (orang orang bodoh itu) ketika ada pengendara motor bebek di belakang saya mencoba menerobos lampu merah untuk belok ke kanan berhadapan dengan sebuah motor pulsar hitam ber box belakang yang dengan gagahnya berjalan dari arah berlawanan (ya iya lah, secara dari arah dia lampu menyala hijau). Hebatnya (menurut saya pribadi) motor pulsar itu tetap berjalan dan tidak mencoba untuk berhenti sampai hampir terjadi adu kambing diantara kedua motor tersebut. Sampai di tengah tengah perempatan akhirnya kedua motor itupun sama sama berhenti. Dengan gagahnya pengendara pulsar itu cuma geleng geleng kepala, dan hebat (atau Bodoh) nya lagi si pengendara bebek itu langsung ngeloyor pergi tanpa ada rasa bersalah. Kalau saya jadi pengendara pulsar itu pastinya akan saya jitak tuh pengendara motor bebek itu, tapi untungnya pengendara pulsar itu masih sabar. Selamat ya Bro, kesabaran anda sudah lulus ujian. Acungan jempol buat anda.

Setelah lampu berganti hijau sayapun langsung jalan melanjutkan perjalanan menuju sawah untuk bekerja.

ps:
Untuk anda anda para pelanggar lampu lalu lintas, apakah anda Bodoh Atau Buta Warna?Atau anda tidak tahu kalau lampu menyala merah, berarti anda harus berhenti? Apakah anda tidak berpikir apa yang akan terjadi akibat kecerobohan yang anda lakukan? Atau anda memang sudah tidak mau lagi untuk berpikir dan bertindak untuk keselamatan bersama? Apakah sudah sebegitu besar kah rasa Egoisme anda?

Tuesday, February 02, 2010

Ber BB Ria = Autis?

Hari ini di milist RSA Indonesia ada posting'an yang sempat bikin rame milist. Bahkan ada beberapa member yang sempet saling adu argumen (saling mempertahankan opini masing masing). Adu argumen tersebut terjadi setelah Brother member milist RSA melempar postingan (atau umpatan) atas kejadian yang di alami beliau saat berkendara hari ini.

Berikut posting beliau di milist RSA

"Share aja....

Kereennn !! sejak pagi hingga siang ini.. nyaris beberapa kali di tabrak oleh para pengguna BB.... waw....
Tidak hanya pengendara R4... beberapa pejalan kaki pun nyaris nabrak gwe....karena mata mereka selalu tertuju ke BB nya saat berjalan dengan R4 dan jalan kaki.....  hmmmm

Ternyata BB benar-benar bisa membuat penggunanya tidak peduli dengan lingkungan sekitar...apakah ini gejala AUTIS ?

Please deh.. ! eh... Peace Deh.. :)"
.

Tak pelak, posting tersebut banyak mendapat reply dari rekan rekan di milist. Banyak reply yang masuk lebih menyoroti tentang penggunaan kata "autis" untuk para pengguna BB yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Ada yang pro, ada yang kontra.

Terlepas dari masalah pro dan kontra, menurut saya pribadi ada yang lebih penting dalam menyikapi posting tersebut. Dari aspek keselamatan jalan raya bisa kita pandang hal tersebut sangat mengganggu dan sangat berbahaya. Bagaimana tidak, saat kita berkendara, baik dengan R4 atau R2 kita dituntut untuk konsentrasi penuh terhadap apa yang ada di jalan raya, baik situasi ataupun kondisi jalan raya.
Bayangkan jika kita berkendara sambil berkomunikasi, SMS contohnya, otomatis konsentrasi kita pun akan bercabang (menurut saya pribadi, dan pengalaman di lapangan). Kita bisa bayangkan apa akibat dari kurangnya konsentrasi kita saat berkendara sambil ber SMS. Yah minimal kita bisa di umpat oleh orang orang di sekitar kita, bahkan bisa sampai terjadi kecelakaan (amit amit, jangan sampe dah).

Terkait dengan keselamatan dan undang undang lalu lintas brother Lucky melempar posting yang isinya adalah
"dari sebuah media online :
Mengemudi Tidak Konsentrasi
Nah... kalau sobat biker punya kebiasan nelpon sambil mengendarai motor, sebaiknya segera dihilangkan kebiasaan itu, soalnya bisa kena sanksi Pasal 283. Menurut Pasal tersebut jika ada pengemudi yang mengendarai kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan, dapat dikenakan sanksi berupa denda paling banyak Rp. 750.000,- atau kurungan paling lama 3 bulan. Konsentrasi dalam berkendara motor memang sangat diperlukan demi menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan."

 
Keluar dari istilah autis atau bukan, marilah sama sama kita lebih bijak dalam menggunakan gadget yang kita punya, terlebih saat kita sedang berkendara baik R4 ataupun R2. Karena selain melanggar undang undang lalu lintas hal tersebut juga bisa menimbulkan bahaya bagi kita dan orang orang sekitar kita. Keep Safety and Respect Road Rules